ALPUKAT ~Buah Alpukat membantu mencegah kanker oral~

avocado2

Tim peneliti Ohio State University yang dipimpin oleh Dr. Steven M.D ‘Ambrosio meemukanbahwa nutrien yang berasal dari buah alpukat dapat menghambat sel-sel kamker oral, membunuh beberapa di antaranya serta mencegah sel-sel prakanker berkembang mejadi kanker.

Dalam studi yang pertama kali meneliti khasiat alpukat terhadap kanker oral, diperlihatkan bahwa zat fitokimiawi yang terkandung dalam alpukat mampu menghentikan pertumbuhan sel-sel prakanker tersebut tanpa mempengaruhi sel-sel normal. Meskipun studi ini difokuskan pada kanker oral, tapi hasil studi ini dapat diterapkan pada jenis kanker lain. Bagaimanapun, studi ini merupakan studi pendahuluan yang masih memerlukan studi lanjutan.

Zat fitokimiawi, antioksidan dalam alpukat bekerja mempengaruhi jalur sinyal multipel dan menangkap oksigen reaktif dalams el, sehingga menyebabkan kematian sel-sel prakanker, namun tidak merugikan sel-sel normal (Seminars in Cancer Biology 2007;17: 396-394 in Medical Update oct 2007).

Kata “alpukat” atau “avocado” berasal dari kata dalam bahasa Spanyol, palta, yang merupakan turunan dari bahasa Nahuatl (Aztec), ahuacatl, yang berarti testis atau buah pelir, karena bentuknya yang mirip testis. Bangsa Aztec menganggapnya sebagai “buah untuk fertilitas”. Dalam sejarahnya alpukat semula dipandang sebagai buah stimulan seksual. Akibatnya buah ini tidak dikonsumsi oleh masyarakat yang menghindari cap buruk ini. Setelah kurun waktu cukup lama, lewat promosi para pengembang perkebunan alpukat serta hasil-hasil penelitian para ilmuwan, akhirnya buah ini dapat diterima masyarakat luas.

Buah dengan cita rasa gurih, dengan daging yang halus mirip mentega ini, merupakan bahan makanan yang enak disantap karena berkadar lemak tinggi. Hal ini sering menjadi kekhawatiran masyarakat yang akan mengonsumsinya. Memang benar kadar lemak yang terkandung dalam alpukat cukup tinggi, tapi tidak seperti lemak hewani, jenis lemaknya yang dominan adalah asam lemak tidak jenuh. Alpukat merupakan sumber MUFA (Mono Unsaturated Fatty Acid) omega 9 : Asam Oleat yang baik. Oleh karena alpukat merupakan jenis makanan sumber nabati, tentu saja sama sekali tidak mengandung kolesterol. Dalam beberapa penelitian alpukat bahkan dapat menurunkan kadar kolesterol serum jika diberikan sebagai nutrisi pengganti makanan lemak jenuh asal hewan.

PERBAN-DINGAN

Alpukat segar

Mentega asin

Cheddar Cheese

Mayonn-aise, + garam

Porsi

2 sdm/2-3 iris tipis

2 sdm

1 iris

2 sdm

Kalori (kkal)

50

204

114

109

Total LEMAK (g)

4,5

23

9,4

9,4

SAFA (g)

0,5

14,6

6

1,4

Kolesterol (mg)

0

61

30

7

Sodium/Na (mg)

0

164

176

199

Reference: USDA National Nutrient database for Standard Reference, Release 18 (2005) and FDA Food Labeling Guidelines for Voluntary Nutrition Labeling of raw Fruits, Vegetable and Fish (Vol. 71, No. 159); Appendix C to Part 101 – Nutrition fact for raw Fruits and Vegetables (2006).

Buah berbentuk lonjong telur ini sarat kandungan vitamin C dan E yang tergolong ke dalam kelompok vitamin antioksidan, juga mengandung antioksidan glutathione yang mampu menghambat kanker dengan cara mencegah radikal bebas ,menginfiltrasi sel dan menjaga keutuhan struktur DNA. Kelebihan buah alpukat menjadikan makanan ini sumber nutrisi yang sehat untuk bayi, anak-anak, atlit maupun penderita DM.

Alpukat mengandung kalium 60% lebih banyak daripada pisang. Kadar vitamin B, Folat dan vitamin K cukup tinggi. Kadar serat yang dikandungnya tergolong tinggi di antara buah-buahan. 75% berupa serat insoluble dan 255 soluble (larut air).

Beberapa kandungan nutrisi Alpukat yang penting :

  • mengandung carotenoid lutein, suatu antioksidan alamiah yang dapat memelihara kesehatan mata, terutama pada usia lanjut.

  • Dalam 100 gr alpukat terkandung MUFA sebanyak 10 gr dan PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) 1,7 gr; jenis lemak yang sangat baik sebagai pengganti makanan berlemak yang kaya SAFA (lemak jenuh).

  • Mengandung beta sitosterol, suatu sterol alamiah dari tumbuhan, yang dapat menjaga kadar kolesterol.

Dikutip dari Forum Komunikasi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Leave a response and help improve reader response. All your responses matter, so say whatever you want. But please refrain from spamming and shameless plugs, as well as excessive use of vulgar language.

Leave a comment