HUBUNGAN GENDER DENGAN OBAT

Pendahuluan

Akhir-akhir ini, penggunaan dan penyalahgunaan obat meningkat pesat. Obat dapat memberi manfaat bagi kesehatan, namun dapat merugikan bila diresepkan secara berlebihan atau disalahgunakan. Penggunaan obat secara ilegal dpat meningkatkan konsekuensi terhadap kesehatan mental dan fisik, serta berpengaruh negatif pada keluarga dan komunitas yang lebih luas.

Berbagai penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan dalam penggunaan dan penyalahgunaan obat-obatan pada pria dan wanita, efek obat-obatan terhadap pria dan wanita berbeda, dan pengobatan tertentu lebih baik bagi wanita daripada pria. Walaupun wanita pengguna obat-obatan ilegal lebih sedikit dari pria, namun pengaruh obat-obatan tersebut terhadap kesehatan wanita lebih besar daripada pria.

Obat-obatan yang diresepkan

Berbagai studi menunjukkan bahwa wanita lebih sering menggunakan (dan menyalahgunakan) obat-obatan psikoaktif yang diresepkan, seperti penghilang sakit, pil tidur, dan obat penenang. Semua obat jenis ini dapat bersifat adiktif dan mempunyai konsekuensi jangka panjang terhadap kesehatan. Dari 12.000 kasus yang berkaitan dengan obat di Victoria, Australia selama tahun 2000-2001, hampir setengah kasus berkaitan dengan benzodiazepine dan analgetik, dan mayoritas pasien tersebut adalah wanita.

Respon biologis

Berbagai studi pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa jantan dna betina atau pria dan wanita memberikan respon biologis yang berbeda terhadap obat-obatan. Terdapat perbedaan-perbedaan fisiologis yang mendasar dalam absorpsi, metabolisme, distribusi, dan eksresi obat-obatan pada pria dan wanita. Hormon seks seperti estrogen, progesteron, dan testosteron agaknya tidak hanya berpengaruh pada sistem reproduksi, tetapi juga bertanggung jawab pada peningkatan sensitivitas terhadap berbagai obat pada wanita.

Bukti terdapat perbedaan respon pada gender yang berbeda dalam penggunaan obat melibatkan uji skala luas terhadap digoxin, obat yang digunakan untuk mengobati penyakit jantung. Studi tersebut menemukan bahwa digozin bermanfaat bagi pria, namun tidak bagi wanita. Contoh lain adalah 75% dari 311 pasien yang melaporkan efek samping dari SSRI (antidepresan yang sering diresepkan) adalah wanita.

Kesehatan mental

Wanita dan pria mempunyai pengalaman kesehatan mental yang berbeda, dimulai dengan berbagai tipe kelainan yang berbeda dan pendekatan pengobatan yang berbeda. Di Australia, kecemasan yang berlebihan lebih banyak diderita wanita daripada pria. Sekitar 17% wanita berusia 18-60 tahun menderita depresi atau kecemasan atau keduanya. Jumlah tersbut menigkat hingga 44% untuk wanita pecandu alkohol dan hingga 55% untuk wanita penderita ketergantungan narkoba. Studi secara internasional menunjukkan bahwa pria menggunakan obat-obatan ilegal sebagai petualangan sedangkan wanita menggunakannya untuk menghilangkan stres.

Kesehatan fisik

Di Amerika Serikat, 47% dari wanita yang didiagnosis menderita AIDS adalah pengguna narkoba yang disuntikkan dan 19% berhubungan seks dengan pecandu narkoba pengguna jarum suntik. Wanita-wanita ini juga berisiko terkena berbagai penyakit, termasuk hepatitis C.

Penutup

Seruan untuk penelitian-penelitian yang mengeksplorasi pengalaman wanita dalam penggunaan dan penyalahgunaan obat telah didengung-dengungkan oleh para ahli epidemiologi, ahli farmasi, dokter, dan pendidik pasien ketergantungan obat. Banyak hal yang diperlukan untuk memperdalam pengetahuan kita tentang wanita dan obat-obatan agar kualitas hidup para wanita dapat ditingkatkan melalui kebijakan dan penatalaksanaan pengobatan yang optimal.

Sumber :

Rice K.2005.Gender Impact Assessment: Drugs and Dependence. Women’s Health Victoria Australia.

Leave a response and help improve reader response. All your responses matter, so say whatever you want. But please refrain from spamming and shameless plugs, as well as excessive use of vulgar language.

Leave a comment